Minggu, 19 Oktober 2014

GEOMETRIK JALAN

BAB I
PENDAHULUAN

Jalan raya merupakan prasarana transportasi. Jalan ini memegang peranan penting dalam menghubungkan antar daerah satu dengan daerah lain. Sehingga antar daerah satu dengan daerah yang lain terjadi hubungan silaturrahmi. Jalan juga berfungsi sebagai sarana pengembangan wilayah dan sarana pembangunan.
Selain itu jalan juga berfungsi sebagai prasarana lalu lintas kemudian dalam bab selanjutnya akan tampak arti penting kendaraan bagi perencanaan pembuatan jalan baru .
* Maksud pembuatan Prasarana Jalan.
Dunia yang kian hari kian moderen mempengaruhi perkembangan sosial masyarakat yang semakin menuntut manusia untuk lebih maju dalam banyak hal. Perkembangan masyarakat yang demikian menyebabkan meningkatnya kebutuhan masyarakat, Sehingga masyarakat secara sadar / tidak selalu dituntut untuk memenuhi kebutuhan itu.

Aktifitas berjangkauan luas mengharuskan pemindahan barang maupun manusia. Apabila keadaan yang demikian telah tercipta, mutlak diperlukan alat angkut sebagai sarana lalu lintas dan lahan sebagai prasarana lalu lintas.

* Persyaratan Yang Dituntut
Perencanaan geometri adalah bagian dari perancangan jalan raya, dimana geometri suatu jalan dan bagian harus diselesaikan sesuai dengan tuntutan serta sifat lalu lintas. Dalam perencanaan tersebut diharapkan memperoleh hubungan yang baik antara waktu dan ruang sehubungan dengan kendaraan yang akan melewatinya.

Tuntutan diharapkan adalah tercapainya suatu keadaan yang aman, nyaman dan ekonomis. Hal ini selain ditentukan dari perencanaan Geometriknya juga ditentukan oleh konstruksi lapis perkerasan ” Pavement”, juga oleh pengaturan lalu lintas yang ada. Akan tetapi disini hanya ditinjau dari segi perancangan geometris saja.

A.   AMAN
Aman dimaksudkan bahwa perancangan trase jalan didasarkan pada kecepatan tertentu / design speed, sehingga dapat memberikan jaminan keselamatan bagi pemakai jalan. Perencanaan tikungan, tanjakan dan turunan harus dirancang sebaik – baiknya dengan dasar kecepatan rencana tersebut. Maka harus dihindari tikungan tajam, tanjakan yang curam dan turunan yang curam.

B.    NYAMAN.
Selain memberikan keamanan, jalan harus memberikan kenyamanan bagi pemakainya. Hal ini berarti menyajikan rancangan yang estetika, sehingga pemakai jalan tidak merasakan kejenuhan dalam Perjalanan.


C.   EKONOMIS
Pembangunan jalan baru maupun yang sudah rusak membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu perancang geometrik jalan selain ditujukan untuk keamanan dan kenyamanan yang semaksimal mungkin tetap dibatasi dengan biaya yang ada.
Perencanaan biaya harus seminimal dan seefisien mungkin tanpa mengurangi keamanan dan kenyamanan yang direncanakan. Dalam perencanaan geometrik jalan, usaha meminimalkan biaya dengan menurunkan jumlah volume pekerjaan tanah yang meliputi pekerjaan galian dan timbunan serta pemadatan.














ANALISA PERENCANAAN GEOMETRI JALAN

PERHITUNGAN LHR
Mobil Penumpang      : 1750   Kd/Hari
Bus                              :   750   Kd/Hari
Truk 2 As                   :   500   Kd/Hari
Truk 3 As                   :   250   Kd/Hari
Apabila pertumbuhan lalu lintas ( i ) = 3% dan umur rencana  ( n ) = 10 tahun maka LHR menjadi :
LHR = x ( 1 + i )n
Mobil Penumpang      = 1750 .( 1 + 0,03 )10 = 1750.(1,03)10       = 2.352  Kd/Hari
Bus                              =   750 .( 1 + 0,03 )10 =   750.(1,03)10                         = 1008    Kd/Hari
Truk 2 As                             =   500 .( 1 + 0,03 )10 =   500.(1,03)10       =   672    Kd/Hari
Truk 3 As                   =   250 .( 1 + 0,03 )10 =   250.(1,03)10       =   336    Kd/Hari


1.     Jenis jalan                                      =  jalan perkotaan
2.     lkarakteristik geometri jalan          =  2/2 UD
3.     lahan guna                                     =  Perbukitan
4.     bukaan pemisah jalur                    =  -

Fungsi jalan                          = Jalan Tol
Penampang melintang          = lebar jalur lalu lintas 7 m, lebar bahu efektif 1,5 m
                                                pada kedua sisi tidak ada median
Alinemen                              = datar
Hambatan samping              = rendah
Ukuran kota                         = 0,5 – 2,0 juta
Komposisi lalu lintas           = kendaraan ringan (Lv)  :   54 %
                                                Kendaraan berat (Hv)   :   46 %                     
Faktor K                              = K = 0,09 (arus jam rencana 0,09 x LHRT )
Pemisah arah                        = 50/50
A.        KECEPATAN RENCANA
Kecepatan rencana yang disyaratkan sebagai jalan untuk daerah :
o   Datar            = 60-90 km/jam           ®        diambil 90 km/jam
o   Perbukitan    = 50-60 km/jam           ®        diambil 60 km/jam
o   Gunung        = 30-50 km/jam           ®        diambil 50 km/jam

B.        KEMIRINGAN MEDAN
Tipe medan
o   Datar < 3%
o   Perbukitan 3 – 25 %
o   Gunung > 3%

C.        ELINEMEN HORISONTAL
1.     Perhitungan kelengkungan pada tikungan
Ketentuan menurut tabel II.1 PP. No.43/1993
Kelas jalan                                                    = I
Vr                                                                 = 60 km/jam
R minimum                                                  = 220 m
Rc digunakan                                                = 400 m
ep                                                                 = 0,008
en (super elevasi normal)                             = 2 %
re ( tingkat pencapaian perubahan kelandaian melintang jalan )
     sebagai berikut :
Vr < 70 km/jam              re maks  = 0,035 m/m/detik
Vr > 80 km/jam              re maks  = 0,025 m/m/detik
Maka diambil re = 3,50 m
B ( lebar perkerasan )                                   = 3,50 m
Lc (panjang busur lingkaran )                       = 25 m



2.     Besar derajat kelengkungan
D   =                
      =
      = 11,25 %
Rmin      =
               =  = 110 m
3.     Besar legkung peralihan
a.     Berdasarkan waktu tempuh maksimum (3 detik) untuk melintas lengkung peralihan maka panjang lengkung :
Ls =    
      =
      = 50 m
b.     Berdasarkan antisipasi gaya sentrifugal digunakan rumus
Ls  =
      =
      = 51,297 m

c.     Beradasarkan tingkat pencapaian perubahan kelandaian :
Ls =
      =
      = 53.34 m
Dari ketiga hitugan diatas maka Ls diambil 60 m
d.     Perhitungan kelengkungan pada tikungan
o   Titik F dianggap berhimpit BAN = 0 sebagai awal proyek STA 0+00 dengan koordinat dan elevasi seperti pada gambar
o   Titik G dengan koordinat seperti gambar diatas merupakan tikungan yang akan direncanakan
o   Titik H adalah titik akhir (sembarang) yang ditinjau, terletak pada sumbu jalan rencana
o   Jalan yang akan direncanakan berupa jalan kolektor sekunder pada daerah perbukitan
e.     Dengan adanya lengkung peralihan maka tikungan menggunakan jenis full circle R = 130 m > Rmin = 110 m
f.      Mencari jarak lurus (A-B) dan (B-C)
d A-B     =
               =
               = 1755,82 cm  =  17,56   m
Skala 1: 100
Jadi jarak A – B = 17,56 x 100
                           = 1756   m

d B-C     =
               =
               = 2231,88 cm = 22,32   m
Skala 1 : 100
Jadi jarak B – C  = 22,32 x 100
                           = 2232 m

g.     Mencari besar sudut tikungan
Sudut azimuth = arc tg
TITIK
A
B
C
X
3100
2800
580
Y
2000
270
500
X
0
-300
-2220
Y
0
-1730
230
Arc tg

9,84
-84,08
azimuth

9,84
95,92
D

940


Menggunakan tikungan S-C-S dengan R = 400 > Rmin = 110 m
Xs          = obsis titik Sc pada garis tengah, jarak dari titik Ts ke Sc (jarak lurus lengkung peralihan)
Xs          = Ls
      = 60                        = 59,96 m

Ys  = ordinat titik Sc pada garis tegak lurus garis tengah, jarak tengah lurus ketitik Sc pada lengkung
Ys  =      =                    = 1,5 m

qs  =   =                = 4,300 
qc  = D - qs
      = 94 – 4,30
      = 89,7

P    =  - Rc ( 1- cos  qs )
      =  - 400 ( 1- cos  4,30 )
      = 0,37 m
K   =
      =
      = 30
Ts  = (Rc + P ) tg ½ D + K
      = (400 + 0,37) tg (0,5 . 94) + 30
      = 459,34 m
Es  = (Rc + P ) Sec ½ D - Rc
      = (400 + 0,37) Sec 0,5 . 94 – 400
      = 187,05  m
Lc  =
      =
      = 596,20  m
L total    = Lc + 2 . Ls
               = 596,20 + 2 . 60
               = 716,20  m

h.     Stationing titik tikungan
Sta A      = 0+00 (awal proyek)
Sta B      = Sta A + d A-B
               = (0+00) + 1756 m
               = 1 + 756  m
Sta Ts     = Sta  B + d A-B  – Ts
               = (1+756) – 459,34
               = 1+296,66
Sta Sc     = Sta Ts + Ls
               = (1+296,66) + 60
               = 1+356,66

Gambar lengkung
      S-C-S di titik B
      Skala 1 : 2000






DIAGRAM SUPERELEVASI TIKUNGAN


4.     Cek Kebebasan Samping
Vr     = 60 km/jam
Jh min          = 75 m
Landai          = 6 %

Jh     =
         = 41,67 + 56,69
         = 88,91 m
Lt     = 2 . Ls + Lc
         = 2 . 60 + 596,20
         = 716,20

Jh < Lt
E       =
         =
         = 4,92 m

5.     Pelebaran pada tikungan
Lebar jalur 2 x 3,5 . 2 arah dengan  Vr = 60 km/jam
R = 200 m 
diperoleh   pelebaran ditikungan B = 0,25 m
PENENTUAN SEGMEN JALAN
JENIS SEGMEN
KETERANGAN
Jalan lurus ( I )
Kelas jalan II tipe II LHR = 17000 Vr = 60 km / jam
Panjang maksimal lurus = 500 m, landai maks 8 %, panjang kritis 500 m 
Asumsi : panjang jalan lurus 715,12, landai medan 2 %
Lengkung (II)
Vr = 60 km/jam D = 750              menggunakan lengkung
Syarat = Rmin    = 200 m                        (S-C-S)
            Raktual  = 300 m
            Rtanpa Ls = 600 m
Jalan lurus ( III )
Kelas jalan II tipe II LHR = 17000 Vr = 60 km / jam
Panjang maksimal lurus = 500 m, landai maks 8 %, panjang kritis 500 m 
Asumsi : panjang jalan lurus 358,12 landai medan 5 %








Panjang design             = I + II + III
                                    = 1356,66 + 596,20 + 701,94
                                    = 2654,80  m


PANJANG KELANDAIAN KRITIS
STANDARD PERENCANAAN GEOMETRIK UNTUK JALAN
PERKOTAAN
KECEPATAN RENCANA
(km/jam)
KELANDAIAN
(%)
PANJANG KRITIS DARI KELANDAIAN
(m)

100
4
5
6
700
500
400

80
5
6
7
600
500
400

60
6
7
8
500
400
300

50
7
8
9
500
400
300

40
8
9
10
400
300
200

KELANDAIAN
Daerah I
g1        =  
            =  -0,043 %

Daerah II
g2        =
            =  0.019 %



STASIONING DAN TITIK –TITIK ELEVASI
1.     Sta             = 0+000
Elevasi       = + 97,00 m
2.     Sta             = 0+100
Elevasi       = +97,00 + (-0,043% x 900)
                  = +96,61 m
3.     Sta             = 1+000
Elevasi       = +136,00 + (0.019% x 1100)
                  = +136,21 m

ALINEMEN VERTIKAL
Untuk kecepatan rata-rata (Vr) = 60 km/jam, kelandaian max 8 %
a.          Jarak pandang henti
a.     Dari tabel perencanaan 75 m (jarak pandang henti minimum)
b.     Jh hitungan
Jarak pada waktu sadar dan reaksi mengerem (d1)
d1      = 0,278 . V . t
         = 0,278 . 60 . 2,5
         = 41,7 m
Jarak yang diperlukan untuk berhenti setelah menginjak rem  (d2)
d2      =
         =
         = 41,69 m
Jadi Jh          = d1 + d2  
                     = 41,7 + 41,69
                     = 83,3 m
Dari hasil diatas diambil Jh terbesar / maksimum = 125 m


b.         Jarak pandang menyiap
a.     Dari tabel perencanaan Jd = 350 m
b.     Jd hitungan
Jarak yang ditempuh selama waktu tanggap (d1)
d1      = 0,278 . T1
         = 0,278 . 3,68
         = 55,42 m

Jarak yang ditempuh selama mendahului sampai dengan kembali kelajur semula (d2)
d2         = 0,278 . Vr . T2  
         = 0,278 . 60 . 9,44
         = 157,46 m

c.          Jarak antara kendaraan menyusul setelah gerakan menyusul dengan kendaraan lawan (d3 )
d3            = 30 m

d.         Jarak yang ditempuh oleh lawan (d4 )
d4            =
               =
               = 104,97 m
Jadi Jd    = d1 + d2 + d3 + d4
               = 55,42 + 157,46 + 30 + 104,97
               = 347,85 m
Diambil nilai yang terbesar maka Jd = 350 m

Lengkung vertikal I (cembung)
A      =   
         =
         = -0,024 %
§    Mencari L
a.          Berdasarkan jarak pandang henti
Jh = 125 < L         L          = 
                                                   =          
                                                   = -0,940  ® tidak memenuhi
         Jh = 125 >  L        L          =
=
                                          = -16375 m ®  memenuhi
b.         Berdasar pada jarak pandang mendahului
         Jd = 350 < L         L          =
                                                   =          
                                                   = -3,326  ® tidak memenuhi
         Jd = 350 > L         L          = 2 . Jd -
                                                   = 2 . 350 -     
                                                   = -34300  ®  memenuhi
§    Syarat keamanan
1.     keluasan bentuk
Lv     = 0,6 . Vr
         = 0,6 . 60         = 36 m
2.     syarat drainase
Lv     = 40 . A
         = 40 . 0,005
         = 0,2 m
3.     syarat kenyamanan
Lv     =        =             = -0,222 m
Dimbil Lv     = 80 m
Ev     =            =   = -0,0024 m


PERHITUNGAN CUT AND FILL
1.         CUT / GALIAN
L1           =                    =   30 m2
L2           =                 = 270 m2
L3           =                 = 450 m2
L4           =                  = 290 m2
L5           =                     =   80 m2
L6           =                    = 120 m2
L7           =                 = 510 m2
L8           =                 = 550 m2
L9           =                = 690 m2
L10         =                   = 530 m2
L12         =                      = 117 m2
L13         =                 = 450 m2
L14         =                 = 430 m2
L15         =                    = 160 m2
L16         =                    = 140 m2
L17         =                 = 370 m2
L18         =                 = 450 m2
L19         =                 = 380 m2
L20         =                    = 160 m2

 


Luas total galian                                     = 6.177 m2

Volume galian     = luas x jarak
                           = 6.177 x 10
                           = 61.770  m3

2.         FILL /TIMBUNAN
L11         =                    = 110 m2  
L12         =                      = 38,5 m2

 


Luas total timbunan                               = 148,5 m

Volume timbunan           = luas x jarak
                                       = 148,5  x 10
                                       = 1.485   m3  
























MARKA JALAN

* PENGERTIAN / DEFINISI
- Marka Jalan adalah suatu tanda yang berupa garis, simbol angka, huruf atau tanda lainnya yang digambarkan.
- Marka jalan berfungsi sebagai penuntun / pengarah pengemudi selama perjalanan.
- Warna marka jalan umumnya putih, terdiri dari :
1. Marka garis
2. Marka huruf
3. Marka simbol
- Pemakaian warna marka jalan selain warna putih harus sesuai petunjuk / ijin pembina jalan.
- Keputusan menteri perhubungan NO.KM.al / oT . 002 / Phh . 80 . No . KM . 164 / oT 002 / PHB – 80 dan No : KM . 210 / HK 601 / Phb – 87 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perhubungan Terlampir.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar